Tuesday, 1 March 2011

Bahasa Indonesia yang disahkan oleh Jepang

Bangsa Indonsesia adalah bangsa yang terkenal dengan keaneka ragaman budaya dan bahasa. Budaya merupkan ciri khas dari suatu negara, seperti yang kita ketahui reok, batik, wayang, kebaya, blangkon dan candi-candi peninggalan sejarah itu merupakan budaya dari bangsa Indonesia. Selain itu alam dan tanah yang  subur, membuat banyak tumbuhan tumbuh secara alami. Tidak semua negara mempunyai daya tarik yang begitu indah seperti Indonesia. Bahasa yang ada di Indonesia pun beragam mulai dari bahasa jawa, sunda, batak, padang dan bahasa melayu. Secara historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau sebab bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu, yang sudah menjadi lingua franca di pelabuhan-pelabuhan perniagaan yang tersebar di wilayah Nusantara, yang kemudian diberi nama bahasa Indonesia.
     
Apakah anda tau sejarah dari bahasa Indonesia? Mari kita bahas bersama, lahirnya bahasa Indonesia pada tanggal 28 tahun 1928 pada sumpah pemuda. Ada beberapa faktor mengenai asal usul bahasa Indonesia:
  • Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.
  • Bahasa Melayu memunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, mudah dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.
  • Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
  • Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
  • Ada nya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
Walaupun bukti-bukti autentik tidak ditemukan, bahasa yang digunakan pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu. Sementara itu, bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan pada tahun 680 Masehi, yakni digunakannya bahasa Melayu untuk penulisan batu prasasti, di antaranya sebagai berikut.
    • Prasasti yang ditemukan di Kedukan Bukit berangka tahun 683 Masehi.
    • Prasasti yang ditemukan di Talang Tuwo (dekat Palembang) berangka tahun 686 Masehi.
    • Prasasti yang ditemukan di Kota Kapur (Bangka Barat) berangka tahun 686 Masehi.
    • Prasasti yang ditemukan di Karang Brahi (antara Jambi dan Sungai Musi) berangka tahun 686 Masehi.
    • Prasasti dengan nama Inskripsi Gandasuli yang ditemukan di daerah Kedu dan berasal dari tahun 832 Masehi.
    • Pada tahun 1356 ditemukan lagi sebuah prasasti yang bahasanya berbentuk prosa diselingi puisi (?).
    • Pada tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang berisi suatu model syair tertua . 
Pada jaman penjajahan Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu tentu saja menghambat perkembangan bahasa Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang meminta pengesahan agar diakui sebagai orang Belanda (seperti yang dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi). Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau Belanda; sementara itu orang-orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu, digunakanlah bahasa Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.

No comments:

Post a Comment