Pada kesempatan kali ini saya akan membahas apa yang saya ketahui dari seminar yang diadakan oleh Fakulltas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara. Terdapat tiga pembicara yang berbeda-beda berbagai negara dan masing-masing memberikan materi yang berbeda tetapi tetap dalam lingkaran tema yang sudah di siapkan yaitu “National Character Building and Sustainable Development”
- Pembicara Dr. Mee Young Choi - UNESCO
Pada kesempatan ini Dr. Mee membahas "Education for Sustainable Development" yang biasa disingkat dengan ESD. Dan menjelaskan empat pilar pendidikan yaitu: ESD merupakan proses pembelajaran atau biasa disebut dengan pendekatan mengajar yang didasari pada idealisme dan prinsip – prinsip yang berkelanjutan dan berkaitan dengan semua tingkat dan tipe belajar untuk memberikan pendidikan yang sangat berkualitas dan untuk membantu perkembangan kemanusiaan dalam belajar untuk mengetahui, menjadi, hidup bersama, melakukan, serta mengubah diri sendiri dan masyarakat yang mandiri.
1. Learning to know (belajar untuk tahu)
2. Learning to be (belajar untuk menjadi)
3. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
4. Learning to do and to transform oneself and society (belajar untuk melakukan dan mengubah diri sendiri dan masyarakat).
UNESCO, memperkenalkan ESD ini kepada seluruh penduduk Asia-Pasifik dengan maksud agar setiap individu di wilayah Asia-Pasifik bisa belajar untuk mendapatkan dan memperkenalkan pengetahuan dan sikap mereka untuk melakukan perubahan pada masa datang. Selain itu juga mendapatkan respon terhadap tindakan mereka dari orang lain. Strategi dari ESD ini adalah dengan membangun hubungan dan bersinergi dengan berbagai orang melalui semua bentuk pembelajaran yang berkualitas.
- Pembicara : Ms. Ursula McLand – UNIVERSAL PEACE FEDERATION
Ms. Ursula, kali ini membicarakan seseorang yang berkualitas tumbuh dari sebuah keluarga dan lingkungan yang baik, berkualitas dan mendukung dalam segala hal yang baik. Hal ini sangat berpengaruh dalam dasar hidup tigkah laku dari seseorang, jika ia tumbuh dalam lingkungan yang tidak baik maka secara ia akan tumbuh menjadi apa yang sudah dibentuk dalam lingkungannya.
Keluarga merupakan sekolah pertama bagi setiap individu dalam belajar mengenai cinta dan damai. Dari keluarga kita mendapatkan kasih sayang, cinta, dan perhatian. Namun apabila keluarga yang tidak harmonis, hanya akan membuat anggotanya merasa bahwa cinta, kasih sayang, dan perhatian hanyalah omong kosong. Maka keluarga menjadi sekolah pertama bagi kita dalam belajar mengenai cinta dan damai. Kepeduliannya ini ditunjukkan dengan bekerjasama dengan beberapa universitas di Indonesia mengadakan seminar dalam rangkan “Character Education”
- Pembicara : Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA. – Menteri Pendidikan dan Keagamaan
Pada kesempatan ini, ia membahas mengenai “Good Character : Educated and Performances”. Ia menjelaskan setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda dan didalam nya pasti terdapat karakter yang baik. Karakter baik bisa di dapat dengancara kita harus membiasakannya untuk melakukan suatu kebaikan.
Selain itu, pemerintah sudah memiliki program “Character Education” tersendiri. Program yang akan diadakan pada periode 2010 sampai 2014 ini diarahkan untuk menghasilkan generasi baru yang cerdas dan kompetitif melalui peningkatan kecerdasan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi, kesetaraan dan kepastian memperoleh pendidikan yang baik.